telusur.co.id - Arsenal harus menelan pil pahit di hadapan ribuan pendukung setia di Emirates Stadium. Dalam laga leg pertama semifinal Liga Champions 2025, klub asal London Utara itu takluk 0-1 dari tamunya, Paris Saint-Germain. Sebuah gol cepat dari Ousmane Dembele jadi mimpi buruk yang tak kunjung sirna sepanjang malam bagi The Gunners.

Laga baru berjalan empat menit ketika Khvicha Kvaratskhelia menyulap lini pertahanan Arsenal menjadi ladang terbuka. Umpannya yang presisi disambut Dembele dengan penyelesaian klinis, membuat kiper David Raya tak berkutik. Satu serangan, satu gol—PSG langsung mengguncang atmosfer Emirates yang sempat bergemuruh sejak kickoff.

PSG tak berhenti di situ. Mereka tampil trengginas di awal laga, memaksa pertahanan Arsenal pontang-panting. Desire Doue nyaris menambah keunggulan, tapi David Raya menunjukkan refleks kelas dunia untuk menjaga asa tim tuan rumah tetap menyala.

Meski babak pertama berakhir dengan hanya satu gol bersarang, PSG meninggalkan kesan kuat sebagai tim yang lebih siap dan tajam. Arsenal, di sisi lain, harus berterima kasih kepada penjaga gawang mereka karena menjaga skor tetap tipis.

Masuk babak kedua, Arsenal coba bangkit. Gabriel Martinelli dan Leandro Trossard jadi motor serangan, namun tembok bernama Gianluigi Donnarumma tak mudah ditembus. Kiper Timnas Italia itu tampil gemilang, menepis setiap ancaman layaknya penjaga gerbang terakhir yang tak mau kecolongan.

Sempat ada momen harapan ketika Mikel Merino menyundul bola dari situasi bola mati dan menjebol gawang PSG. Tapi euforia itu seketika sirna—gol dianulir karena offside. Sorak sorai berubah jadi helaan napas kecewa dari publik London.

PSG hampir memperbesar keunggulan lewat Bradley Barcola dan Goncalo Ramos, namun Arsenal masih beruntung. Mistar gawang dan penyelesaian yang kurang sempurna menyelamatkan mereka dari kehancuran lebih awal.

Laga pun ditutup dengan skor 0-1 untuk kemenangan PSG. Bagi Arsenal, hasil ini membuat perjalanan ke Paris minggu depan tak ubahnya sebuah misi mustahil. Namun dalam sepak bola, segalanya bisa terjadi. Satu hal pasti: leg kedua di Parc des Princes akan menjadi pertarungan hidup-mati yang tak boleh dilewatkan.[iis]