Atasi Masalah Pakan Ternak di Pangalengan, Ini Solusi yang Ditawarkan LPDB-KUMKM - Telusur

Atasi Masalah Pakan Ternak di Pangalengan, Ini Solusi yang Ditawarkan LPDB-KUMKM


telusur.co.id - Pasokan pakan terutama hijauan bagi peternak sapi perah skala rakyat, menjadi persoalan klasik yang tak kunjung menemukan solusinya. Selama ini, peternak mengandalkan hijauan liar yang ada sekitar peternakannya. Tergerusnya tegalan, kebun, bukit untuk area pemukiman, semakin mempersulit peternak dalam mendapatkan hijauan.

Hal itu menyeruak dalam diskusi antara Kementerian Koperasi dan UKM, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat, dan Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

"Kami akan melakukan mediasi dengan memanfaatkan jejaring BUMN, termasuk PTPN VIII dan Perhutani, untuk menjawab kebutuhan akan pakan ternak tersebut," ucap Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Agus Santoso. 

Di acara yang dihadiri oleh Dewan Pengawas dan seluruh Direksi LPDB-KUMKM, Agus menyebutkan bahwa langkah tersebut diharapkan mampu menjamin ketersediaan hijauan pakan sepanjang tahun dan pengembangan usaha sapi perah yang berkelanjutan, sekaligus menuju dimulainya industri silase.

Agus menyebut bahwa potensi sapi perah di Jawa Barat sangat besar, tapi masih terbentur masalah terbatasnya lahan untuk pakan ternak.

"Koperasi berbasis pertanian juga bisa menjadi solusi bagi pakan ternak sapi. Atau kerjasama antar wilayah. Misalnya, dengan Natuna dan Lampung, yang banyak memproduksi jagung," terang Agus.

Terlebih lagi, lanjut Agus, mengembangkan koperasi sektor riil, khususnya pangan, telah menjadi fokus program Kemenkop di tahun 2021. 

Agus menekankan bahwa Kemenkop, tahun ini terus mendorong pengembangan peternakan sapi perah, termasuk membangun offtaker susu. "Ada sekitar 58 koperasi ternak sapi yang sudah dibiayai LPDB-KUMKM," imbuh Agus.

Senada, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menambahkan, pihaknya tengah meng-arrange kerjasama dengan Perhutani dan PTPN VIII untuk memanfaatkan lahan-lahan mereka yang tidak produktif untuk ditanami hijauan pakan ternak. 

"Kita juga sedang merancang kerjasama dengan pihak lain yang lokasinya tidak jauh dari KPBS Pangalengan," kata Supomo.

Supomo juga mendorong agar koperasi memanfaatkan tanaman jagung usia dua bulanan yang banyak diproduksi di Pangalengan. Kemudian di fermentasi menjadi pakan ternak. "Kita akan pantau terus masalah pakan ternak tersebut," ujarnya. 

Hanya saja, Supomo menyebutkan bahwa untuk daerah tinggi seperti Pangalengan, pada saat musim hujan, tanaman hijau disana cukup melimpah. 

"Saat masuk musim kemarau, harus dibikin silase yaitu pakan ternak yang bisa diawetkan," tukas Supomo.

Tak hanya itu, Supomo juga menjabarkan bentuk pendampingan lain yang dilakukan LPDB-KUMKM. Yakni, pendampingan untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan peremajaan populasi sapi. Begitu juga dengan tambahan nutrisinya. "Sehingga, yang kita targetkan itu adalah produksi perhari perekor," kata Supomo.

Bagi Supomo, kalau sudah ditingkatkan, maka otomatis kesejahteraan para peternak juga akan turut meningkat. "Otomatis juga volume yang dikelola koperasi akan meningkat. Rentetannya seperti itu," ujar Supomo.

Menurut Supomo, jika menambah populasi sapi, maka otomatis pakan hijauan akan kurang. Maka, peremajaan ini dalam arti sapi yang sudah tidak produktif (laktasi 10x) sudah harus diganti. "Itulah yang kita biayai," ucap Supomo.

Maka dari itu, LPDB-KUMKM akan mendampingi dan membiayai sisi hulunya. "Masalah hilirnya, KPBS Pangalengan sudah lengkap. Mereka sudah memiliki offtaker dan ada industri pengolahan susu. Ini yang kita namakan koperasi bertumbuh secara by-design," ujar Supomo.[Fhr] 

 


Tinggalkan Komentar