telusur.co.id - Tokoh nasional Prof. Dr. KH Deding Ishak, menegaskan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) harus menjadi lembaga umat yang transparan, amanah, dan representatif terhadap nilai-nilai syariat Islam. Menurutnya, zakat bukan sekadar instrumen keagamaan, tetapi juga fondasi kesejahteraan bangsa.
“Pengelolaan zakat adalah soal kepercayaan. Maka BAZNAS harus menjadi tumpuan kepercayaan umat, lembaga yang aman secara syar’i dan akuntabel secara hukum,” ujar Deding dalam webinar bertajuk 'Peran Zakat Wujudkan Kesejahteraan Bangsa', Jumat (17/10/25).
Deding juga mendorong digitalisasi sistem zakat agar muzakki dapat memantau langsung penyaluran zakat mereka secara real time. Sehingga dapat diperoleh satu data zakat nasional yang terintegrasi, serta kolaborasi BAZNAS dengan BUMN, pemerintah daerah, jaringan masjid, dan media.
“BAZNAS harus menjadi mitra pemerintah yang kuat dan dicintai masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci agar lembaga ini terus dipercaya,” tambahnya.
Ia menyoroti dua pilar utama pengelolaan zakat: penghimpunan dan pendistribusian. Meski potensi zakat nasional mencapai Rp327 triliun, masih banyak yang belum tergali.
"Penyaluran zakat harus dilakukan secara efektif, transparan, dan berdampak pada pemberdayaan ekonomi umat," kata dia.
Lebih lanjut Deding menyebut, sinergi antara zakat dan pajak sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045. Pembayaran zakat dapat mengurangi beban pajak, mendorong kesadaran perusahaan dan konglomerat untuk berzakat, serta memperluas zakat produktif berbasis potensi lokal.
“Transformasi mustahik menjadi muzakki harus menjadi prioritas. Kita ingin zakat bukan hanya konsumtif, tetapi produktif dan berkelanjutan,” tandasnya.
Diakui Deding, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat masih memiliki kekurangan, terutama dalam menghadirkan “suasana kebatinan hukum Islam”. Namun ia mengapresiasi kemajuan seperti hadirnya UU Perbankan Syariah.
“Zakat harus menjadi pilar utama dalam memakmurkan bangsa. Kita tidak hanya membangun umat Islam, tetapi juga membangun Indonesia,” tegasnya. (Prt)