Gubernur Khofifah dan Kabasarnas Syafii Tinjau Kesiapan Angkutan Nataru di ASDP Ketapang - Telusur

Gubernur Khofifah dan Kabasarnas Syafii Tinjau Kesiapan Angkutan Nataru di ASDP Ketapang

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Basarnas, Marsma Mohammad Syafii saat meninjau kesiapan angkutan Nataru di ASDP Cabang Ketapang

telusur.co.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii meninjau kesiapsiagaan kebencanaan laut serta pelayanan angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang, Banyuwangi. Senin, (29/12/2025).
 
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya kelayakan operasional kapal di jalur Ketapang-Gilimanuk guna menjamin keselamatan masyarakat selama penyeberangan Selat Bali di masa Nataru. Kelayakan armada dan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem menjadi perhatian yang penting.
 
"Saya bersama Bapak Kepala Basarnas minta kita semua harus benar-benar siaga. Keselamatan dan keamanan pelayaran harus menjadi prioritas, didukung kesiapan infrastruktur, keandalan operasional, serta mitigasi cuaca ekstrem dan kondisi darurat lainnya," beber Khofifah.
 
Terkait kondisi cuaca, Khofifah mengungkapkan, data BMKG Juanda menunjukkan potensi peningkatan signifikan curah hujan pada Januari  tahun 2026.
 
Berdasarkan pemantauan, intensitas hujan pada Desember 2025 menurut BMKG Juanda  mencapai 20%, sementara Januari diperkirakan meningkat hingga 58% atau hampir tiga kali lipat, sebelum menurun kembali menjadi sekitar 22% pada Februari 2026.
 
"Di Aceh, Sumatera Utara Sumatera Barat (laju air hujan) kisarannya 135 mm per detik. Kita di bulan Januari itu sekitar 300-400 mm per detik. Ini kondisi yang harus diwaspadai bersama," tutur mantan Mensos RI ini.
 
Berkaitan dengan prediksi bencana hidrometeorologi tersebut, Pemprov Jatim kata Khofifah, telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak 5 Desember 2025 sebagai bagian dari ikhtiar mitigasi.
 
Namun demikian, menurutnya, upaya teknis saja tidak cukup tanpa peningkatan kewaspadaan seluruh pihak serta diikuti do'a kita semua.
 
"Itulah kenapa kami mengeluarkan surat edaran kepada bupati dan wali kota agar tidak merayakan pergantian tahun dengan euforia. Ini bagian dari ikhtiar mitigasi sekaligus ajakan refleksi dan doa. Karena di setiap doa itu sangat penting bagi keselamatan Jawa Timur," sebut mantan Anggota DPR RI ini.
 
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan terkait lonjakan wisatawan domestik selama libur akhir tahun yang diprediksi lebih banyak ke Jatim dibandingkan Bali, khususnya ke kawasan wisata bahari Banyuwangi.
 
Ia meminta seluruh pengelola wisata pantai dan  air agar orang tua meningkatkan pengawasan demi mencegah hal yang tidak kita inginkan.
 
"Saya mengimbau para orang tua agar lebih waspada dan menjaga anak-anak dan keluarganya, terlebih di tengah potensi hujan yang masih tinggi, khususnya saat beraktivitas di kawasan wisata pantai dan  air," terang gubernur perempuan pertama Jatim ini.
 
“Kewaspadaan ini bukan hanya untuk Nataru, tetapi bersifat jangka panjang. Mengingat pada Februari masih berpotensi hujan, sementara arus mudik Idulfitri juga akan meningkat. Sinergi dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci,” ucap mantan Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
 
Senada dengan itu GM ASDP Ketapang, Ardhy Ekapaty menyampaikan, puncak arus penyeberangan terjadi pada 21–23 Desember menjelang Natal serta 28–29 Desember menjelang Tahun Baru. ASDP telah menyiapkan skenario pengoperasian kapal dengan penyesuaian jumlah armada.
 
“Pada kondisi normal kami mengoperasikan 28 kapal, saat padat 30 kapal, dan pada kondisi sangat padat hingga 32 kapal, serta menyiapkan buffer zone di Ketapang dan Gilimanuk,” ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Basarnas Mohammad Syafii menyampaikan bahwa, kesiapsiagaan pengamanan dan keselamatan selama masa angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Jatim telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
 
Ia menyebut, pihaknya juga ikut berkoordinasi memastikan kelayakan armada dan kewaspadaan dalam menghadapi cuaca ekstrem. Berbagai prediksi potensi risiko yang sebelumnya dikhawatirkan sejauh ini dapat diantisipasi dengan optimal.
 
"Kegiatan ini sudah direncanakan dengan baik dan kami melihat pelaksanaannya juga berjalan dengan baik. Prediksi-prediksi yang sebelumnya dikhawatirkan, Alhamdulillah sejauh ini tidak menimbulkan kejadian khusus," mantan Aspers Panglima TNI ini.
 
Ia juga menegaskan, soliditas, komunikasi, dan koordinasi antarinstansi menjadi kunci utama dalam membangun kesiapsiagaan nasional, terutama di tengah keterbatasan sumber daya dan meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode libur panjang.
 
Menurutnya, Basarnas menjadi bagian dari operasi terpadu Nataru yang dikoordinasikan secara lintas sektor bersama Kementerian Perhubungan, Kepolisian, pemerintah daerah, serta instansi terkait lainnya, guna memastikan aktivitas masyarakat berjalan aman dan lancar.
 
"Basarnas tentu menjadi bagian dari sistem keselamatan ini dan kami berharap tidak ada kejadian yang memerlukan penanganan khusus, namun sinergi dan kolaborasi tetap kami siapkan agar respons bisa dilakukan cepat dan tepat,” tutur mantan Aspers KSAU ini. (ari)


Tinggalkan Komentar