telusur.co.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan menjadikan hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) SMA tahun 2025 sebagai peta jalan perbaikan mutu pendidikan nasional. Ia menegaskan, capaian rata-rata nasional harus dipandang sebagai masukan nyata dari lapangan, bukan sebagai ajang saling menyalahkan.
“Hasil TKA SMA ini adalah cermin bersama. Momentum bagi semua stakeholder untuk duduk bersama membenahi apa yang kurang. Semangatnya adalah perbaikan, bukan menyalahkan,” ujar Kurniasih dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Politisi PKS ini menekankan bahwa hasil TKA menjadi sinyal perlunya penyempurnaan sistem pendidikan, mulai dari kurikulum, pelatihan guru, hingga fasilitas sekolah. Ia mendukung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk konsisten menjadikan TKA sebagai tahap awal standarisasi mutu pendidikan, bukan sebagai label kecerdasan siswa.
Kurniasih berharap TKA tidak dijadikan syarat kelulusan maupun syarat masuk perguruan tinggi negeri. Menjelang pelaksanaan TKA untuk jenjang SD dan SMP pada 2026, ia menekankan pentingnya dukungan moril dan teknis bagi guru, termasuk akses pelatihan serta analisis soal agar pembelajaran lebih terarah.
Ia juga mengingatkan agar TKA tidak menjadi beban bagi siswa, guru, maupun sekolah. “Capaian TKA jangan membuat siswa stres dan putus harapan. Guru kita sudah bekerja keras, tugas kita memberi dukungan moril agar mereka lebih bersemangat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kurniasih meminta agar hasil TKA tidak digunakan untuk membuat peringkat sekolah yang berpotensi membebani sekolah di daerah dengan fasilitas terbatas. Ia juga menekankan peran vital orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman di rumah.
Dalam jangka panjang, Kurniasih mendorong gerakan literasi dan numerasi dengan metode menyenangkan, baik di sekolah maupun di rumah, agar anak-anak dapat meningkatkan kemampuan dasar secara nasional. [ham]




