Urun Rembuk PTS: Menata Arah Perguruan Tinggi Swasta Berdaya Saing dan Berkelanjutan - Telusur

Urun Rembuk PTS: Menata Arah Perguruan Tinggi Swasta Berdaya Saing dan Berkelanjutan

Urun Rembuk Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). foto ist

telusur.co.id - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III bersama Universitas Paramadina menggelar Urun Rembuk Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan tema “Menata Arah Perguruan Tinggi Swasta yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan” di Kampus Paramadina, Cipayung, Jakarta Timur. Forum ini menjadi ruang dialog strategis bagi pimpinan PTS di DKI Jakarta dalam merespons tantangan pendidikan tinggi ke depan.

Kepala LLDikti Wilayah III, Dr. Henri Tambunan, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri. “Kemajuan pendidikan tinggi tidak dapat dilakukan secara parsial. Inilah wadah konstruktif untuk menyaring aspirasi pimpinan PTS,” ujarnya.

Sekretaris Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Ir. Wijayanto Samirin, menekankan bahwa universitas adalah bentuk sociopreneurship dengan orientasi pada dampak sosial, bukan sekadar profit. Ia menilai regulasi yang sederhana dan adil diperlukan agar PTS dapat berkembang dan berkontribusi maksimal.

Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amalia, menyoroti posisi strategis PTS sebagai mitra negara dalam memperluas akses pendidikan tinggi. Ia menekankan perlunya kebijakan yang berdampak nyata, bukan sekadar normatif.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Kemdiktisaintek, Prof. Mukhamad Najib, menekankan pentingnya investasi jangka panjang agar perguruan tinggi Indonesia mencapai kelas dunia. Ia menyebut proporsi pendanaan penelitian untuk PTS kini mencapai 60%, lebih besar dibanding PTN, sebagai bentuk dorongan inovasi. “Keberadaan PTS bukan untuk bersaing, melainkan berkolaborasi dengan PTN melalui tridharma,” tegasnya.

Rektor Universitas Yarsi, Prof. Dr. H. Fasli Jalal, menambahkan bahwa PTS memiliki fleksibilitas tinggi dalam mengembangkan program studi aplikatif. Ia menegaskan kontribusi PTS signifikan, dengan 46 persen dari 9,8 juta mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di PTS.

Forum ini menghasilkan agenda strategis: mengurangi kesenjangan kualitas antara PTN dan PTS, meningkatkan daya saing perguruan tinggi Indonesia di tingkat global, serta menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. [ham]


Tinggalkan Komentar