telusur.co.id - Menindaklanjuti kunjungan lapangan, Menbud Fadli Zon melangsungkan diskusi dengan segenap jajaran Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT) bertempat di Kantor BPK XVI.
Dalam kesempatan tersebut, Menbud mendengarkan paparan yang disampaikan oleh Kepala BPK XVI, Haris Budiharto, mengenai kinerja pelestarian cagar budaya yang telah dilaksanakan sebanyak 41 cagar budaya dan warisan budaya takbenda sebanyak 37 di lingkup wilayah kerja yang meliputi 22 kabupaten/kota.
“Tantangan utama yang disoroti adalah pentingnya mendorong partisipasi aktif masyarakat dan komunitas dalam mendaftarkan kekayaan budayanya ke dalam Data Pokok Kebudayaan (Dapobud), ujar Haris.
Menbud Fadli menekankan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam pengelolaan kebudayaan. "Harus lebih holistik, NTT memiliki potensi yang besar. Kami akan mendorong kerja sama dengan Kemendagri agar pemajuan kebudayaan cepat tumbuh di daerah masing-masing," ujarnya.
Selain itu, Menbud juga menyoroti pentingnya riset untuk mendukung diplomasi budaya, seperti pengkajian terhadap Gua Jepang yang baru saja dikunjungi "Tadi kita melihat Gua Jepang. Kita akan melihat kajiannya seperti apa. Kemudian kita akan meminta bantuan Jepang berdasarkan kajian tersebut," tambahnya. Selain itu juga dikemukakan rencana pengembalian patung penenun kuno dari abad ke-6 yang kini berada di National Gallery of Australia.
Di sektor pengembangan budaya kontemporer, Menbud mendorong pemanfaatan Dana Indonesiana, khususnya untuk mendukung festival budaya seperti di Adonara dalam kunjungan sebelumnya. Sehingga berbagai sektor kebudayan termasuk film dan musik di daerah dapat memiliki keberlanjutan melalui kalender budaya tahunan.
Menbud juga menggarisbawahi pentingnya membangun rasa percaya diri di kalangan pegawai BPK XVI bahwa kebudayaan kini harus berada di garis depan. “Perlu juga memperkuat peran Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) di NTT. Menteri meminta agar pemetaan TACB di NTT segera dilakukan, termasuk membuka peluang pelatihan di Jakarta atau mendatangkan asesor ke Kupang, guna memperkuat kapasitas pelestarian budaya di daerah,” sambungnya.
Menutup diskusi, Menbud menyampaikan harapan agar BPK dapat memberikan dampak signifikan terhadap pelestarian budaya di NTT karena banyak pihak yang telah menaruh harapan, mulai dari seniman hingga budayawan. “Bukan hanya untuk merawat masa lalu, tapi untuk menata masa depan,” pesan Menbud Fadli Zon. [ham]