telusur.co.id - Kekejaman terbaru kembali mengguncang Gaza. Pesawat tempur Israel dilaporkan membombardir tenda-tenda pengungsi Palestina di kamp pengungsi Shati, Gaza utara, pada Selasa dini hari, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 25 lainnya. Serangan brutal ini menyasar warga sipil yang terlantar—banyak di antaranya perempuan dan anak-anak.

Menurut laporan kantor berita resmi Palestina, WAFA, serangan terjadi saat warga tengah tidur di kamp pengungsi yang padat dan rapuh, tanpa perlindungan memadai. Semua korban dilarikan ke Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, yang sudah kolaps akibat beban pasien dan keterbatasan fasilitas akibat blokade berkepanjangan.

Serangan ini menambah panjang daftar korban jiwa dalam perang yang semakin mengarah pada kehancuran total Gaza. Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 59.000 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Selain korban jiwa, infrastruktur sipil Gaza kini berada di ambang kehancuran total: rumah sakit hancur, pasokan air bersih terputus, listrik mati, dan warga menghadapi kelaparan yang meluas.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tak hanya itu, Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang diajukan oleh sejumlah negara atas dugaan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Sumber: TNA