UTA'45 Pastikan Damar Di Skors Bukan Karena Gelar Diskusi Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Ini Alasannya - Telusur

UTA'45 Pastikan Damar Di Skors Bukan Karena Gelar Diskusi Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Ini Alasannya

Mediasi Pihak Febis UTA'45 Dengan Damar Mahasiswa UTA'45 (Foto : ist)

telusur.co.id - Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas 17 Agustus 1945 atau UTA’45 Rudyono Darsono menggelar mediasi antara pihak Fakultas Ilmu Ekonomi Bisnis UTA’45 dengan Damar, salah seorang mahasiswa UTA’45 yang dikenakan skorsing oleh pihak Fakultas, karena dianggap melanggar aturan kampus.

Damar sebelumnya ditegur pihak Fakultas karena menggelar diskusi mengatasnamakan LMID, bertajuk penolakan Soeharto sebagai pahlawan, di kantin kampus tanpa izin kepada pihak universitas, sebagai pemilik kewenangan. Pihak kampus melihat adanya potensi massa kontra yang diduga akan membuat suasana memanas.

Sebelum hal itu terjadi, pihak kampus dalam hal ini pihak keamanan kampus mengunci kampus, agar potensi hal tidak diinginkan tidak terjadi. Meski akhirnya diskusi tidak berjalan, namun, adanya massa yang mencoba masuk dari luar akan mengganggu stabilitas keamanan kampus.

Demikian disampaikan pihak UTA’45 menjelaskan sikap dalam mediasi kepada media dan pihak Damar, yang digelar di Kampus UT’45, Jakarta Utara, Kamis (20/11/2-25).

Baik pihak kemahasiswaan dan fakultas sempat memanggil Damar guna dimintai keterangan soal izin diskusi dan massa ekternal yang diundang oleh Damar. Setelah melalui pertimbangan pihak kampus berujung skorsing kepada Damar.

Rudy dalam media itu mengaku, kalau kasus tersebut merupakan masalah kecil, namun berdampak yang cukup tinggi. Mediasi ini untuk membuka semuanya, setelah ia mendapatkan penjelasan dari fakultas, Rudy ingin mendapatkan penjelasaan dari Damar.

“Secara jujur saya sampaikan kadang-kadang kamu sembrono berjalan sendiri tanpa aturan, membuat selebaran di rumah kamu (kampus) tanpa membicarakan kegiatan kepada pihak kampus. Bukan sebuah kesalahan besar, tapi potensi yang mungkin merugikan semua pihak. Jangan ada kebohongan,” ujar Rudy menjelaskan sikap kampus soal dampak diskusi yang menimbulkan pro kontra, pasalnya ada kehadiran pihak luar yang siap datang ke kampus tanpa izin, apalagi kegiatan yang mengundang eksternal sangat mungkin menimbulkan konflik.

 

Sementara itu, Dekan Febis Bobby Reza menegaskan kalau pihaknya mendapatkan kabar kalau UT’45 ada kaitannya dengan PDIP.

“Saya tegaskan bahwa kampus kita tidak terikat dengan partai manapun. Saya sampaikan kita memang berseragam merah tapi kita tidak terkait PDI Perjuangan, dan kita sama sekali tidak memfasilitasi kegiatan LMID organisasi Damar gelar diskusi),” tegas Bobby.

Bobby juga sempat bertemu dengan pihak kepolisian yang sempat masuk ke kampus guna meminta penjelasan terkait rencana diskusi LMID. Ia menerangkan kalau kehadiran pihak kepolisian bukan untuk menghentikan, hanya menganfirmasi apakah diskusi difasilitasi oleh kampus .

“Saya jawab tidak, saya tanya mengapa ke kampus ini padahal banyak kampus-kampus lain. Mereka pikir ada kaitannya dengan partai tertentu, saya jelasakan tidak ada. Saya jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan juga tidak difasiltasi pimpinan,” tegasnya.

Disinggung soal skorsing, Bobby menerangkanlangkah tersebut sudah dipertimbangkan. Karena pihak Fakultas melihat potensi panas apabila diskusi digelar ( kabarnya massa pro-kontra hadir di depan kampus). Untuk itu ia menegaskan kampus ingin mencegah hal yang lebih besar terjadi, seperti keamanan kampus tidak ada izin. Sehingga potensi dan tindakan Damar membuata ia dan kaprodi memberikan skorsing di semester ganjil ini.

“Yang menjadi pertanggungjawabannya adalah saya, karena Damar mahasiswa manajemen. Tidak ada kaitannya dengan pihak kepolisian datang. Bukan tidak boleh dialek tentang keilmiahan,” ungkapnya, sambil menegaskan kalau tidak ada kaitannya sikap Fakultas dengan diskusi soal penolakan Soeharto sebagai pahlawan.

Soal apakah skorsing Damar akan dicabut, Bobby menjelaskan pihaknya akan berdiskusi internal apakah akan dicabut akan tidak.(fie)


Tinggalkan Komentar