Deklarasi Pemilu Damai, Ribuan Kyai dan Santri akan Hadiri Apel Merah Putih di Stadion Hoegeng Pekalongan - Telusur

Deklarasi Pemilu Damai, Ribuan Kyai dan Santri akan Hadiri Apel Merah Putih di Stadion Hoegeng Pekalongan

Ketua Umum Pengurus Besar GSN Muhammad Utomo (Ist)

telusur.co.id - Menjelang hari Santri Nasional 2023 Gema Santri Nusantara (GSN) akan mengerahkan ribuan santri untuk mengikuti kegiatan Apel Merah 0utih dan Ikrar NKRI. Apel dilaksanakan dalam menyongsong Pemilu Damai 2024.

Ketua Umum Pengurus Besar GSN Muhammad Utomo mengatakan, kyai, ulama dan santri telah menorehkan tinta emasnya pada 22 Oktober 1945, yang saat itu merespon agresi militer penjajah Belanda. Para kyai, ulama dan santri pada saat itu di bawah komando Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari yang mengeluarkan fatwa yang dinamakan "Resolusi Jihad".

“Dalam fatwa resolusi jihad tersebut, dimana pada saat itu kaum muslimin diwajibkan menentang para penjajah. Bahkan siapun yang gugur melawan penjajah dalam fatwa tersebut digolongkan sebagai syahid," ujar Utomo dalam keterangannya, Selasa (17/10/23).

Untuk itu GSN bersama organisasi lainnya akan bersatu padu menyemarakkan kegiatan Apel Merah Putih dan Ikrar NKRI dalam menyongsong Pemilu Damai 2024.

GSN juga mengapresiasi PETANISIA (Pencinta Tanah Air Indonesia) sebagai Organisasi dibawah Naungan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau sering disapa Habib Luthfi bin Yahya, serta ribuan santri, dan masyarakat yang siap membanjiri kegiatan pada tanggal 21 Oktober di Stadion Hoegeng, Pekalongan.

Utomo berharap, momentum Apel Merah Putih dan ikrar NKRI dalam menyongsong Pemilu Damai 2024 dapat meningkatkan semangat dan meningkatkan motivasi. Sehingga dapat terus berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

"Agar menjadi bangsa yang 'Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghofur'," katanya.

“Peran santri dalam perjalanan sejarah bangsa ini dapat dikalsifikasikan menjadi tiga periode, yakni saat sebelum kemerdekaan, perjuangan kemerdekaan dan kemerdekaan hingga sekarang," sambungnya.

Lebih jauh Utomo mengajak untuk mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari bahaya dan ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Apalagi saat ini menjelang pesta demokrasi 2024.

"Indonesia bukan negara Islam, akan tetapi ajaran agama Islam telah hidup subur di negara ini. Untuk itu, NKRI adalah merupakan harga mati dan siapapun yang bermaksud merusak persatuan dan kesatuan bangsa, maka hukumnya wajib diperangi," tandasnya. (Tp)


Tinggalkan Komentar