telusur.co.id - Literasi digital dinilai bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan tulang punggung baru untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lamongan. Hal ini menjadi pesan inti dalam Sosialisasi Literasi Digital yang digelar oleh Pelindo dan dilaksanakan Yayasan Bina Sosial Berkarya, Selasa (23/12/2025).
Acara yang dihadiri sekitar 100 orang perwakilan pelaku UMKM, petani, pemuda, dan perangkat desa ini menghadirkan dua pembicara kunci. Pertama, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, H. Khilmi dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lamongan, Imam Fadli.
Dalam pemaparannya, H. Khilmi menekankan bahwa fase masyarakat telah bergeser dari sekadar memiliki akses teknologi ke bagaimana menciptakan nilai ekonomi darinya.
“Memiliki smartphone dan kuota internet saat ini sudah biasa. Tantangannya sekarang adalah bagaimana ibu-ibu bisa memasarkan produk lokal Lamongan hingga ke luar pulau, atau bagaimana petani tambak bisa mengetahui harga bandeng di pasar induk secara real-time untuk menawar harga terbaik. Ini lah inti literasi digital yang memberdayakan,” tegas Khilmi.
Khilmi mendorong agar teknologi dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah konkret usaha sehari-hari, seperti memperluas jaringan pemasaran, mengakses pembiayaan, dan meningkatkan efisiensi produksi.
Sementara itu, Dari perspektif lokal, Imam Fadli menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem digital yang mendukung.
“Pemerintah Kabupaten terus mendorong perluasan infrastruktur internet dan mengintegrasikan pelayanan publik ke dalam platform digital. Namun, kunci keberhasilannya ada pada sumber daya manusianya. Karena itu, kegiatan seperti hari ini sangat strategis,” ujar Fadli.
Di sisi lain, ia juga memberikan peringatan keras tentang sisi gelap dunia digital. “Kami ingatkan, jangan sampai alat yang bisa mendatangkan rezeki ini justru menjadi petaka karena digunakan untuk judi online, penyebaran fitnah, atau terpancing oleh kabar bohong yang merusak persatuan," ujar dia.
Acara yang berlangsung selama tiga jam ini ditutup dengan kesepahaman bahwa literasi digital adalah pekerjaan kolektif.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, dan komunitas diperlukan untuk menciptakan masyarakat Lamongan yang tidak hanya terkoneksi, tetapi juga cerdas, produktif, dan terlindungi di ruang digital.
Sebagai penutup Khilmi berharap agar teknologi memberikan manfaat kepada masyarakat Lamongan.
"Harapannya semakin banyak jumlah UMKM Lamongan yang go-digital dan masyarakat yang lebih kritis dalam mengonsumsi informasi, " pungkasnya.




