Bangkitkan UMKM, Perkumpulan Bumi Alumni Gelar Bazaar di BTC Bandung - Telusur

Bangkitkan UMKM, Perkumpulan Bumi Alumni Gelar Bazaar di BTC Bandung

Salah satu Produk yang dipamerkan dalam Bazzar yang digelar oleh PBA (Alfi)

telusur.co.idBandung - Pelaku UMKM yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA), khususnya dibidang fashion, craft dan accessories menggelar bazar produk UMKM Fashion, craft dan accessories di BTC Fashion Mall selama 3 (tiga) hari untuk membangkitkan usaha rakyat di masa pandemi Covid-19. 

Beragam produk Fashion, craft & Accessories dengan kualitas terbaik yang merupakan bagian dari sektor unggulan Ekonomi Kreatif ditawarkan dengan harga bersaing.

Ketua Umum PBA, Dr. Ary Zulfikar menyampaikan bahwa Bazaar ini merupakan upaya membangkitkan dan memotivasi pelaku usaha kecil yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Menurut Dr. Ary Zulfikar, pihaknya akan terus mencari cara agar para pelaku UMUM bisa tetap bertahan dimasa pandemi. 

Ditegaskannya, Pandemi jangan sampai mematikan kreatifitas untuk berkarya, karena pandemi pada dasarnya hanya menghambat aktivitas mobilitas masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain. 

“Namun tidak menghentikan supply-demand dari kebutuhan masyarakat. Hanya pelaku UMKM yang bermental kreatif yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun,” tegas Ary Zulfikar kepada wartawan, Bandung Minggu (12/12/2021).

Ary Zulfikar menjelaskan bahwa penyelenggaran bazaar tak bisa dilepaskan dari upaya kreatif para pelaku UMKM yang bergabung dengan PBA.

Pelaku bisnis Fashion, craft & Accessories merupakan cluster yang menempati urutan nomer 2 terbanyak di Perkumpulan Bumi Alumni, yaitu sebesar 12,9% setelah cluster Makanan & Minuman.

Penyelenggaraan Bazaar ini merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan produk-produk pelaku UMKM di cluster ini kepada publik yang diharapkan akan dapat diselenggarakan setiap tahunnya. 

Strategi pemasaran dalam bentuk pameran atau ekshibisi merupakan bagian membangun ekosistem dari mulai produksi, pemasaran dan distribusi yang saling melengkapi dengan strategi pemasaran melaui platform digital (online) dan offline, melalui gerai-gerai yang diadakan oleh PBA.

“Kedepan diharapkan ekshibisi dalam bentuk bazaar atau bentuk lainnya akan kami lakukan tidak hanya di Indonesia tetapi bisa juga juga di luar negeri,’’ jelasnya. 

Acara Bazaar Fashion, Craft, dan Accessories mengusung tema 'Membangkitkan Koperasi dan UMKM di masa pandemi dengan inovasi dan kolaborasi' bertujuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan UMKM terutama UMKM alumni, yang memberikan manfaat bagi banyak pihak seperti produsen dan konsumen. 

Selain bazaar, dalam event ini pengunjung dapat menikmati acara-acara fashion show, talk show tentang fashion dan perkembangannya, serta demo eco print. 

Fashion show juga menampilkan desain-desain Gelaran Modern Fashion Etnik karya desainer Nina Gantini, Ati Diantini, Indah Utami, Indah Maharani, dan Dwi Purwanti, berkolaborasi dengan tas dan asesoris karya Titik Kurniasih, Dewi Pamudjiwidijowati, dan Ratih Saripartini. 

Gelaran Bazaar ini melibatkan lebih dari 30 pelaku UMKM bidang fashion, craft dan aksesoris dari Bandung, Bogor, Banten dan Jakarta. 

Di hari terakhir penyelenggaran bazaar, juga dilakukan penandatanganan Kerjasama antara PBA dengan  PT Aerojasa Cargo untuk kegiatan logistik serta distribusi produk UMKM.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Dewi Tenty berharap agar gelaran bazaar di BTC ini bisa diselenggarakan berkelanjutan dan menjadikan event tahunan untuk mengokohkan Bandung yang terkenal menjadi pusat fesyen di Indonesia.

“Julukan Paris Van Java yang pernah disematkan pada Bandung semakin mengokohkan kedudukan Bandung sebagai kiblat fesyen di Tanah Air,” jelasnya.

Selama pandemi ini hampir tiga perempat perusahaan fesyen yang terdaftar mengalami kerugian. Terjadi penurunan penjualan sebesar 34 persen pada periode Januari-Maret 2020 saat awal pandemi, kabar baiknya adalah konsumen pada saat ini lebih memilih merek lokal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

Hal ini yang dijadikan peluang oleh PBA  untuk dapat berperan serta menumbuhkan geliat fashion di bandung khususnya dan indonesia pada umumnya dengana mengangkat tema kearifan lokal dengan konsep global.

“Pandemi menjadi tantangan tersendiri untuk terus survive dan berkreasi agar tetap berkembang,” jelasnya. 

Para pelaku bisnis harus menciptakan pasar, bukan masuk pasar, membuat marketing kreatif tidak hanya produk kreatif. Serta membangun personal branding sebelum membranding produk dan menciptakan ikatan antara pelaku dengan produk. Sangat penting menciptakan brand calling, agar produk dikenal dan konsisten berproduksi dan berinovasi. 

“Melihat peluang, menciptakan para kratif adalah kata kunci untuk berhasil,” pungkas Dr Dewi Tenty, yang juga pemandu dalam talkshow.

Dalam acara talkshow di bazaar, owner Raja Factory Outlet Perry Tristianto menyampaikan, sebagai enterpreuner ia tidak bisa menyerahkan usaha kepada pegawai. Oleh karena itu, ia harus turun sendiri, learning by doing.

Sedangkan Marketing Manager Batik Komar, Gatra Dwipa menyampaikan setelah menciptakan pasar maka perlu melakukan branding dan kolaborasi. 

Sedangkan Ati, Tenun Baduy sebagai enterpreuner dirinya selalu belajar produksi, marketing agar meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Para pelaku Bisnis juga selalu mendapat dukungan dari pemerintah. Kabid Usaha Kecil, Dinas KUK Provinsi Jabar, Dr. Tatang Suryana, MSi berkomitmen untuk Membantu pelaku UMKM berkembang lagi.


Tinggalkan Komentar