Menteri Kebudayaan Resmikan Pameran Nasional Kain Tradisional 2025 - Telusur

Menteri Kebudayaan Resmikan Pameran Nasional Kain Tradisional 2025

Fadli Zon

telusur.co.id - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, secara resmi membuka Pameran Nasional Kain Tradisional Nusantara yang digelar di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Kota Semarang. Pameran ini menjadi wujud nyata upaya pelestarian warisan budaya Indonesia sekaligus penguatan identitas kebangsaan melalui budaya wastra tradisional.

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan mengapresiasi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang telah menginisiasi terselenggaranya pameran nasional ini, mengumpulkan ragam kain dari berbagai provinsi, dan menampilkan tidak hanya wujudnya, tetapi juga kisah, teknik, dan nilai yang terkandung di baliknya.

“Pameran ini bukan hanya ajang apresiasi seni tekstil, tetapi juga panggung untuk memperlihatkan betapa kayanya identitas budaya kita yang tercermin dalam helai-helai kain dari Sabang sampai Merauke,” ujar Menteri Fadli Zon dalam sambutannya.

Menteri Fadli Zon juga menyoroti betapa kayanya warisan wastra Nusantara yang mencerminkan mega diversity budaya Indonesia serta potensinya dalam mendukung ekonomi berkelanjutan, termasuk dalam industri fashion dan ekspor batik yang terus berkembang.

Pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi  Jawa Tengah ini diikuti oleh 36 museum di Indonesia dan berlangsung pada tanggal 8 hingga 12 Mei 2025. Mengusung tema Rupa Warna Wastra Nusantara yang menampilkan 102 koleksi wastra dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari batik Jawa, tenun ikat Nusa Tenggara, songket Sumatera, ulos Batak, hingga kain Sasirangan Kalimantan.

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Kebudayaan terhadap pelestarian budaya di Jawa Tengah, khususnya melalui penyelenggaraan Pameran Kain Tradisional Nusantara di Museum Ranggawarsita. Ia menegaskan pentingnya museum sebagai sarana edukasi dan promosi budaya bagi generasi muda, serta menyoroti kekayaan kain tradisional Indonesia yang sangat beragam, baik dari segi motif, warna, maupun filosofi yang terkandung di dalamnya. 

“Tidak hanya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui kolaborasi antar museum, pameran ini juga sebagai sarana mengenalkan sekaligus mempublikasikan keanekaragaman kekayaan wastra Nusantara kepada masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menbud Fadli Zon memaparkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.800 motif kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Nusantara.  “Beragam wastra tersebut meliputi batik tulis, tenun tangan, hingga kain dengan teknik pewarnaan alami yang diwariskan secara turun-temurun. Beberapa di antaranya telah diakui dunia internasional, seperti batik yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2009, serta tenun ikat Sumba, ulos Batak, dan songket Palembang yang semakin dikenal secara global,”ucapnya.

Menurut Menteri Fadli Zon, hal tersebut merupakan satu aset budaya yang penting khususnya di masa mendatang.  “Modal budaya merupakan capital yang sangat penting, dan ke depan semakin berkembang menjadi apa yang disebut sebagai sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan, serta responsible fashion. Bahkan, kini mulai banyak yang mengolah kembali (recycle) kain serta menggunakan bahan-bahan pewarna alami, sebagai bagian dari respons terhadap tuntutan zaman,” ucapnya.

Pameran Nasional Kain Tradisional Nusantara 2025 dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Sadimin; Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafayasin; Forkopimda Provinsi Jawa Tengah, serta jajaran Kementerian Kebudayaan di antaranya Staf Staf Khusus Menteri  Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana; perwakilan museum peserta pameran; dan tamu undangan yang tak kurang dari 200 orang.

Di kesempatan yang sama, Menteri Fadli Zon juga menyampaikan peran penting museum sebagai ruang publik yang memiliki peran strategis sebagai etalase peradaban bangsa yang mencerminkan identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Saat ini terdapat sekitar 460 museum di Indonesia, namun jumlah tersebut dinilai masih kurang. Oleh karena itu, ia mendorong peningkatan kualitas museum, baik dari segi koleksi, narasi, kurasi, hingga pemanfaatan teknologi digital agar menjadi lebih menarik dan relevan dengan zaman. 

“Di sinilah museum mengambil peran penting. Ia bukan hanya tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi juga penjaga memori kolektif bangsa.  Maka mengemas museum menjadi menarik merupakan suatu keharusan, tata pamer, display, narasi, dan  sentuhan-sentuhan digital teknologi. Kesemuanya diatur sedemikian rupa dengan kurasi kuratorial yang baik serta melibatkan ahli-ahli perguruan tinggi, arsitektur, dan desain interior,” tegasnya.

Menteri Fadli Zon juga berpesan agar museum dapat menjadi sarana edukatif wajib, khususnya bagi pelajar, guna memperkuat literasi budaya dan jati diri bangsa. “Pentingnya menghadirkan museum yang tematik, terbuka (open air), hingga museum berbasis desa sebagai bagian dari memori kolektif masyarakat. Museum diharapkan menjadi media penting dalam reinventing Indonesian identity melalui pendekatan inklusif dan kolaboratif,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, Menbud Fadli Zon kembali menyebutkan bahwa saat ini pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan mendukung pemajuan kebudayaan yang dilakukan oleh para pelaku budaya melalui program Dana Indonesiana.  “Melalui Dana Indonesiana sekitar 465 miliar yang bisa diakses oleh komunitas-komunitas seni dan budaya secara inklusif untuk menggerakkan kemajuan kebudayaan kita secara umum,” tutupnya. [ham]


Tinggalkan Komentar