Pagelaran Wayang Kulit Bersama Dalang Cilik Toufik Hilmi, Lakon Semar Membangun Karang Kadempel - Telusur

Pagelaran Wayang Kulit Bersama Dalang Cilik Toufik Hilmi, Lakon Semar Membangun Karang Kadempel

Pagelaran Wayang Kulit Lakon "Semar mBangun Karang Kadempel" (Foto : IST)

telusur.co.id - Tokoh Semar atau Ki Lurah menjadi lakon dalam pagelaran wayang kulit yang digelar dalam rangka syukuran memulai rencana Pengembangan Kawasan Wisata Desa di Desa Ketanggung, Kecamatan Sine ,Kabupaten Ngawi dan sekitarnya , mengacu pada Keputusan Pemerintah daerah Kabupaten Ngawi, dan Keputusan Mendes, tentang Pengembangan Desa Wisata di Wilayah lingkar *KENEBEJO* ( Kendal , Sine , Ngrambe dan Jogorogo) , 

Pihak penyelenggara wayang yang didalangi oleh Dalang Cilik Toufiq Hilmi Prayoga, Hardiyono Suroyo, menyatakan, pagelaran ini mengkisahkan Semar membangun Karang Kadempel. Karang Kadempel itu merupakan desa asalnya Keluarga Ki Lurah Semar, yang telah lama ditinggalkan dan tidak diurusi oleh warganya. 

Karena itu Semar sebagai panutan  punya tanggung jawab moral,  punya gagasan dan kemauan untuk memanggil anak-anak dan keluarganya, serta semua warga desa pulang ke desa, untuk membangun, memperindah dan membenahi tempat tinggal warga desanya serta lahannya, yang sudah lama terlantar di tinggalkan warganya.

Harapan ki Lurah Semar keluarganya, warga desanya akan terlibat  secara aktif dan ber gotong royong membenahi desanya menjadikan tempat tinggal yang asri dan bisa menghidupi warga desa. Kemauan membangun desa Karang Kadempel harus di mulai dari Keluarga Ki Lurah Semar, karena sebagai panutan dan mempunyai karakter kepemipinan yang kuat, baik dan teguh  ( leadership dan visioner ).

"Kita mengambil kisah tersebut, guna mengedukasi masyarakat desa kami, yang saat ini warga dan anak-anak mudanya banyak merantau keluar daerah, sebagai buruh , pekerja migran dan pekerja pabrik, padahal mereka mempunyai asset lahan di desa yang sebetulnya bisa di gali dan dioptimalkan , menghidupi Keluarga," kata Hardiyono Suroyo, saat dikonfirmasi, Jumat (13/01/2023).

Lanjutnya, banyak anak muda merantau sekolah ke kota, setelah lulus tidak kembali ke desanya. Diakui memang cukup dilematis, tapi Keluarga besar Wirokartono ,yang dulu pada jaman Simbah sebagai Lurah, di desa tersebut, warga pernah merasakan kedamaian dan makmur Gemah Ripah loh jinawi.

"Oleh karena itu kami sebagai anak cucu pewaris yang berhimpun dalam komunitas " The heritage of Mbah  Wirokartono " belajar   meneladani tekad dan niat Ki Lurah  Semar dalam kisah pewayangan. Keluarga besar kami  akan menginisiasi , memotivasi warga desa kami agar bangkit kembali. Lebih-lebih setelah adanya Pageblug atau Pandemi, PPKM wabah Covid, kondisi perekonomian warga desa sangat terpuruk,"  paparnya.

Cerita dan tema gelaran wayang, diharapkan dapat menginspirasi dan membangkitkan kembali segenap tekad  warga desa dan sekitarnya. Diharapkan, segenap aparat pejabat pimpinan desa, segera bergerak bersatu padu dengan warganya membangun desanya yang nyaris terpuruk.

Komunitas  The Heritage of Gedonge Mbah Wirokartono yang bergerak dalam bidang Nir Laba , mempunyai rencana ikut berpatisipasi mendorong adanya rencana pengembangan kawasan wisata desa, khususnya di wilayah desa Ketanggung, Kecamatan Sine , Kabupaten Ngawi, Jawa Timur . 

"Berdasarkan pengamatan dan survei beberapa bulan ini , maka kami akan ikut berpartisipasi dan memotivasi masyarakat desa setempat, agar mempunyai kesadaran dlm hal  optimalisasi aset lahan dan keasrian tempat tinggalnya, sehingga desa sebagai basis tempat tinggalnya  menjadi tempat tujuan wisata  menarik bagi wisatawan dari luar maupun domestik, bermaksud studi banding, studi budaya , kesejarahan rekreasi ,healing ,retret, studi tentang pertanian  dan lainnya,  dengan suasana pedesaan dan tetap bernuansa kearifan lokal ( Local Wisdom)," bebernya. 

Untuk memulai ikhtiar lanjutan, jika Tuhan mengizinkan menggelar syukuran dengan pagelaran Wayang Kulit , bersama dalang cilik Toufik Hilmi , dengan lakon "Semar membangun Karang Kadempel". Pada tangga 21 Januari 2023 ,hari Sabtu Pon jam 19 .00 -23.00 WIB di pekarangan wilayah di RT 02 ( penjemuran padi, sebelah eks Slepan padi).Kopenan, Ketanggung.

Rencana akan menghadirkan kurang lebih 200 orang , akademisi dan tokoh-tokoh agama dari berbagai latar belakang dan kepercayaan. Salah satunya Gunretno, dari Sedulur SIKEP, Pati.(Fie)

 

 


Tinggalkan Komentar