Mencekam! 164 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Kazakhstan - Telusur

Mencekam! 164 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Kazakhstan

Mobil dibakar dalam kerusuhan di Kazakhstan. Foto: The Guardian

telusur.co.id - Sebanyak 164 orang meninggal dalam kerusuhan di Kazakhstan selama pekan lalu, termasuk tiga anak. Kementerian kesehatan Kazakhstan melaporkan, 103 kematian terjadi di Almaty, kota terbesar di negara itu dan pusat kekerasan. 

Dikutip dari kantor berita Rusia, Sputnik, Senin (10/1/22), setelah kekerasan terburuk dalam 30 tahun sejarah kemerdekaan Kazakhstan, situasi di Almaty dan kota-kota lain sebagian besar tenang. 

Pihak berwenang telah memulihkan kendali dan kehidupan perlahan akan kembali normal dalam beberapa hari mendatang. 

Di Almaty, pihak berwenang mengumumkan bahwa beberapa transportasi umum akan dilanjutkan pada hari Senin. Namun, wakil menteri pertahanan, Sultan Gamaletdinov, mengatakan pada hari Minggu bahwa "operasi kontrateroris" masih berlangsung dan akan berlanjut "sampai teroris benar-benar dilenyapkan dan tatanan konstitusional dipulihkan di republik Kazakhstan".

Jumlah orang yang ditahan oleh polisi terus meningkat, dengan kantor presiden Kazakhstan memberikan angka terbaru 5.800. Rentetan demonstrasi mulai berlangsung pekan lalu untuk menentang kenaikan harga bahan bakar. Aksi unjuk rasa itu kemudian berkembang menjadi demonstrasi menentang pemerintah.

Para pejabat keamanan dan intelijen memberi pemaparan kepada Presiden Kassym-Jomart Tokayev bahwa mereka terus melancarkan "pembersihan", tindakan yang disebut Tokayev sebagai operasi besar-besaran kontraterorisme.

Pekan lalu, puluhan orang tewas, ribuan orang ditangkap, dan banyak gedung dibakar. Keadaan itu membuat Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati dalam penanganan kerusuhan, yang ia katakan disebabkan oleh para bandit dan teroris.

Kazakhstan menghadapi protes jalanan terburuk di negara itu setelah memperoleh kemerdekaan tiga dekade silam. Gedung-gedung pemerintah dibakar dan sedikitnya delapan aparat penegak hukum juga tewas.

Aliansi militer pimpinan Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Bersama, Kamis pagi menyatakan akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kazakhstan atas permintaan Presiden Kassym-Jomart Tokayev. Kazakhstan telah diguncang oleh protes-protes yang meningkat, yang dimulai hari Minggu lalu, terkait kenaikan tajam harga bahan bakar elpiji. Protes ini dimulai di bagian barat negara itu namun kemudian meluas ke Almaty dan ibu kota, Nur-Sultan.

Laporan: Audi Raihanah


Tinggalkan Komentar